TEMPO Interaktif, Jakarta – Penjualan mobil tahun ini diprediksi mengikuti kisah sukses tahun lalu, yang mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah. “Total penjualan 800 ribu unit bisa dicapai tahun ini,” kata Ketua III Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) Johnny Darmawan di Jakarta, Selasa (11/01). Jika target ini terealisasi, bisa memecahkan rekor penjualan tahun lalu sebanyak 763 ribu unit.
Menurut Johnny, penjualan 800 ribu unit bisa dicapai jika tidak ada kebijakan yang menekan daya beli konsumen. Rencana kenaikan pajak progresif dan bea balik nama bakal menekan daya beli. Begitu juga kebijakan pembatasan bahan bakar minyak. “Tapi, kalau pembatasan ditunda sampai Juni nanti, angka 800 ribu bisa tembus,” katanya.
Namun pertumbuhan angka penjualan tahun ini tidak bakal menyamai tahun lalu, yang dinilai sangat luar biasa karena mencapai 57 persen. Penjualan wholesales sampai saat ini sebanyak 763 ribu unit dan terus bertambah. Adapun penjualan retail dari dealer ke konsumen sebanyak 745 unit. Sebanyak 19 ribu unit lagi masih di dealer. Tahun ini pertumbuhan diprediksi sekitar 40 persen karena setelah penjualan sampai puncak bakal terjadi koreksi.
Jika kebijakan pemerintah tentang kenaikan pajak progresif, kenaikan bea balik nama, dan pembatasan bahan bakar minyak bersubsidi jadi terbit, pertumbuhan akan flat di angka 670 ribu unit. “Jadi masih di bawah 700 ribu unit,” kata Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor ini. Pertumbuhan ini dinilai stagnan, tapi tidak tertutup kemungkinan yang terjadi sebaliknya karena kondisi perekonomian terus membaik.
Menurut pengamat otomotif Suhari Sargo, pertumbuhan ekonomi merupakan faktor penentu pertumbuhan penjualan mobil. Jika ekonomi tumbuh, semakin banyak orang bergerak yang membutuhkan kendaraan untuk orang maupun barang. “Jadi pertumbuhan 40 persen dibanding tahun lalu cukup realistis,” kata dia. Suhari sepakat bahwa penjualan mobil bisa mencapai 800 ribu unit jika daya beli masyarakat tidak tertekan kebijakan pemerintah.
Ketua IV Gaikindo Rizwan Alamsyah mengatakan membaiknya perekonomian nasional sepanjang tahun ini diharapkan memberikan efek positif bagi penjualan mobil. Pihaknya menargetkan penjualan 110 ribu unit, meningkat dibanding tahun lalu sebanyak 99 ribu unit.
Dari total penjualan mobil tahun lalu, Toyota masih mendominasi pasar dengan penjualan 36,8 persen, disusul Daihatsu dengan 18,1 persen dan Mitsubishi 13 persen. “Target tahun ini lebih tinggi dibanding tahun lalu,” kata Rizwan, yang juga Direktur Pemasaran PT Kramayudha Tiga Berlian, agen tunggal pemegang merek Mitsubishi di Indonesia.
Johnny Darmawan optimistis penjualan mobil tahun ini masih bagus. Apalagi Indonesia masih menjadi tujuan investasi utama pemodal asing mengingat Amerika Serikat tetap menahan penguatan nilai tukar dolarnya. Kenaikan permintaan minyak sawit mentah dan batu bara juga menjadi salah satu peluang perbaikan ekonomi.
Menurut Direktur Marketing PT Toyota Astra Motor Joko Trisanyoto, faktor lain yang patut diwaspadai tahun ini adalah kenaikan harga bahan bakar minyak. Dari pengalaman sebelumnya, kenaikan harga bahan bakar menekan angka penjualan otomotif, meski bersifat sementara. Ketika ekonomi tumbuh, angka penjualan otomotif kembali naik. Kecenderungan ini terjadi selama dua tahun belakangan ketika penjualan mobil mencapai angka tertinggi.
* Berita terkini otomotif
* pengamat otomotif minyak
Filed under: Uncategorized